ALTERNATIF GEL ULTRASONOGRAFI BERBASIS KARAGENAN DENGAN PENGAWET METIL DAN PROPIL PARABEN

ALTERNATIF GEL ULTRASONOGRAFI BERBASIS KARAGENAN DENGAN PENGAWET METIL DAN PROPIL PARABEN

Penulis

  • Anak Agung Aris Diartama Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Bali
  • Sudiyono Sudiyono Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Bali
  • Sugiyanto Sugiyanto Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Bali
  • Suryono Suryono Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Bali

Kata Kunci:

Karagenan, Gel, Ultrasonograf

Abstrak

Gel USG yang ada di Indonesia masih banyak yang di import dari luar, dimana gel acoustic coupling agent ini berbahan dasar karbommer 9401. Karbomer 940 termasuk polimer sintetik (non-biodegradable), hal ini menyebabkan harga gel USG relatif mahal. Melihat pemanfaatan dan pemakaian karagenan yang begitu banyak dalam berbagai bidang, hal ini dapat dijadikan acuan pemilihan karagenan untuk menggantikan peran karbomer 940 sebagai basis gel pada gel USG yang ada saat ini. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini dibuat gel berbahan dasar karagenan sebagai acoustic coupling agent yang akan diujicobakan pada pemeriksaan USG ginjal. Metode penelitian eksperimental dengan rancangan quasi eksperimen menggunakan posttest only with control group. Jumlah sampling ditentukan dengan rumus slovin dengan batas toleransi kesalahan 5%. Tekhnik sampling yang digunakan adalah probability sampling dengan pendekatan simple random sampling. Analisis statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah uji McNamer. Hasil citra USG dengan Gel A katagori cukup 12 (54.5%), katagori baik 10 (45.5%) sedangkan hasil citra USG dengan gel B katagori cukup 6 (27,3%) dan katagori baik 16 (72,7%). Nilai signifikansi analisis bivariat McNemar menunjukkan hasil p>0,05 dimana tidak ada perbedaan bermakna antara gel A dengan gel B dalam menghasilkan citra USG. Gel berbasis karagenan dengan pengawet metil dan propil paraben dapat digunakan sebagai perantara gelombang ultrasonik dalam pemeriksaan USG. Hasil citra USG dengan menggunakan gel karagenan tidak berbeda dibandingkan dengan salah satu gel USG pabrikan berbasis karbomer yang ada di Indonesia.

Referensi

Palmer P. 1995. Press 2005. Panduan Diagnostik USG. WHO: California.

Distantina S, Fahrurrozi Im, Wiratni S. 2014. Modifikasi Sifat Swelling Hidrogel Karagenan Eucheuma Cottonii Dengan Proses Desulfasi, Oversulfasi, dan Crosslinking: Universitas Gadjah Mada.

Kadi A, Atmadja W. 1988. Rumput Laut (Algae), Jenis Reproduksi, Produksi Budidaya dan Pasca Panen. Jakarta: Puslitbang Oseanologi LIPI; 23 p.

Brownlee I, Fairclough A, Hall A, Paxman J. 2012. The potential health benefits of seaweed

and seaweed extract.

McHugh DJ. 1987. Production, properties and uses of alginates. Production and Utilization of Products from Commercial Seaweeds FAO Fish Tech Pap; 288:58-115.

Necas J, Bartosikova L. 2013. Carrageenan: a review. Veterinarni Medicina; 58(4):187-205.

Sudariastuty E. 2011 Pengolahan Rumput Laut.

Ulfah M. 2009 Pemanfaatan Iota Karaginan (Eucheuma spinosum) dan Kappa Karaginan (Kappaphycus alvarezii) sebagai Sumber Serat untuk Meningkatkan Kekenyalan Mie Kering.

Campo VL, Kawano DF, da Silva DB, Carvalho I. 2009. Carrageenans: Biological properties, chemical modifications and structural analysis–A review. Carbohydrate Polymers;77(2):167-80.

Meena R, Prasad K, Siddhanta A. 2009. Development of a stable hydrogel network based on agar–kappa-carrageenan blend crosslinked with genipin. Food Hydrocolloids; 23(2):497-509.

Fardiaz D. Hidrokoloid. 1989. Laboratorium Kimia dan Biokimia Pangan, Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Wulandari N. 2012. Penggunaan Kompleks Polielektrolit Gelatin-Karagenan Sebagai Basis Gel Topikal. Depok: Universitas Indonesia.

Ansel H. 1985. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, edisi IV, diterjemahkan oleh Farida Ibrahim. Universitas Indonesia Press, Jakarta Hlm;212:269.

Buhse L, Kolinski R, Westenberger B, Wokovich A, Spencer J, Chen CW, et al. 2005. Topical drug classification.

International journal of pharmaceutics;295(1):101 -12.

Binkowski A, Riguzzi C, Price D, Fahimi J. 2014. Evaluation of a cornstarch-based ultrasound gel alternative for low-resource settings. The Journal of emergency medicine;47(1):e5-e9.

Salmon M, Salmon C, Bissinger A, Muller MM, Gebreyesus A, Geremew H, et al. 2015. Alternative Ultrasound Gel for a Sustainable Ultrasound Program: Application of Human Centered Design. PloS one; 10 (8): e0134332.

Dahlan MS. 2014 Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan, Edisi 6. Jakarta: Epidemiologi Indonesia.

Barry BW. 1983. Dermatological formulations: percutaneous absorption: Informa Health Care.

Velde Fvd, G.A. De Ruiter. 2005. Polysaccharides and Polyamides in the Food Industry: Wiley-Blackwell; 87-100 p.

Rowe RC, Sheskey PJ, Weller PJ. 2006. Handbook of pharmaceutical excipients:Pharmaceutical press London.

Unduhan

Diterbitkan

2017-12-18

Terbitan

Bagian

Artikel
Loading...