PENGARUH PENYINARAN RADIOTERAPI PADA PASIEN KARSINOMA NASOFARING TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN DI INSTALASI RADIOTERAPI RSUP SANGLAH
Kata Kunci:
Hemoglobin, Karsinoma nasofaring, penyinaran RadioterapiAbstrak
Radioterapi merupakan metode pengobatan penyakit kanker menggunakan radiasi elektromagnetik (sinar-X dan sinar gamma) atau partikel berenergi tinggi untuk merusak kemapuan reproduksi sel-sel ganas. Tujuannya adalah menimbulkan kerusakan pada setiap molekul yang dilewati melalui proses ionisasi dan eksitasi sehingga terjadi kerusakan sel, terutama sel kanker dalam tubuh. Sel-sel normal maupun sel-sel kanker bisa dipegaruhi oleh radiasi. Pada sel-sel kanker akan mengalami kerusakan karena proses multiplikasi atau pembelahan sel-sel kanker akan terhambat. Sekitar 50-60% penderita kanker memerlukan radioterapi ( Kresnamurti,2012).
Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan data retrospektif, yaitu berupa catatan medis pasien yang telah menjalani penyinaran radioterapi. Pengambilan data dilakukan di instalasi Radioterapi RSUP Sanglah pada buulan Mei 2018. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien karsinomi nasofaring yang telah menjalani penyinaran Radioterapi di Instalasi Radioterapi RSUP Sanglah. Sampel penelitian terdiri dari 30 orang pasien penderita karsinoma nasofaring yang telah menjalani penyinaran di Instalasi Radioterapi RSUP Sanglah. Penelitian dilakukan dengan mencatat kadar hemoglobin dari hasil laboratorium darah lengkap pasien. Data lalu di proses menggunakan SPSS yaitu uji korelasi dan uji Regresi Linier.
Hasil penelitian dengan menggunakan uji korelasi diperoleh hasil signifikansi 0,009 (p-value 0,05), artinya terdapat pengaruh penyinaran radioterapi pada pasien karsinoma nasofaring terhadap kadar hemoglobin. Uji Regresi Liner bernilai rendah, Diperoleh pula nilai koefisien korelasi sebesar 0,274 yang berarti korelasi bernilai rendah, Diperoleh pula nilai koefisien determinasi (R-Square) sebesar 0,075 yang berarti penyinaran radioterapi memiliki pengaruh terhadap penurunan kadar hemoglobin pasien karsonoma nasofaring sebesar 7.5 %, serta dari sebesar 0.108g/dL yang berarti penurunan kadar hemoglobin pada pasien karsonoma nasofaring tidak terlalu signifikan. Hal tersebut dikarenakan pasien yang menjalani penyinaran selalu di kontrol.
Referensi
Ferlay, J. 2015. Cancer Insidence and Mortality Worldwide. Int. J Cancer, Globocan 2012
Pearce, E.C. 2009. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Scanlon. 2012. Anatomi dan Fisiologi. Edisi 3. EGC, Jakarta
Sugiono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kulitatif. Alfabeta, Bandung
Sugiono.2012. Metode Penelitian Administrasi “Nilai Interpretasi Koefisien Korelasiâ€. Alfabeta, Bandung
Upadana, I Gede Bayu. 2016. Pengaruh Penyinaran Radioterapi Pada Pasien Kanker Servix Terhadap Kadar Hemoglobin di Instalasi Radioterapi RSUP Sanglah. ATRO Bali, Denpasar
Anonim. 2008. Penyebab dan Cara MengatasiKekurangan Hemoglobin. http://www.aladokter.com/penyebab-dan-cara-mengatasi-Kekurangan-Hemoglobin(Diakses 21 Desember 2018)
Ramlah. 2017. Analisis Kadar Hemoglobin terhadap Efek Radioterapi pada Penderita Kanker Nasofaring (KNF) dan Kanker Serviks (Ca Cervix. FMIPA UNHAS, Makassar.